Senin, 23 Februari 2009

muralist









mengabadikan momen para muralis saat mereka berperang, bukan dengan senapan AK-47, bukan juga dengan tank, rudal nuklir, mortir, mesiu
bukan juga dengan seonggok bambu runcing yang dengan sombongnya melawan perkasanya para mesiu
hanyalah dengan kuas dan cat, mereka berperang
berperang imajinasi, kreativitas
menumpahkan segala isi otak ke dinding-dinding kosong
berharap isi otak mereka akan menjadi seharga emas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar